Oleh: Abi Kharisudin Aqib.
A. Pendahuluan
Seorang yang beragama Islam (muslim), adalah seorang yang menjadikan Islam sebagai pakaian (akhlak bagi jiwanya), sehingga akhlak atau kepribadiannya adalah gambar dari agama Islam tersebut.
Sehingga kepribadian yang harus merupakan gambaran dari agama tersebut secara menyeluruh adalah meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu; prinsip hidup, pola hidup, sikap hidup dan cara hidup, yang keempat empat harus merupakan gambaran dari agama Islam yang selalu dan senantiasa dikenakannya di dalam menjalani hidup dan kehidupan. Inilah ringkasan dari gambaran kepribadian seorang muslim yang kaaffah tersebut.
B. Kepribadian Seorang Muslim.
Seorang muslim yang baik dan taat, pasti memiliki 4 hal yang membentuk kepribadiannya, yaitu; prinsip hidup, pola hidup, sikap hidup dan cara hidup, yang mencerminkan karakteristik agama Islam. Dengan uraian ringkas sebagai berikut;
*1. Prinsip Hidup Seorang Muslim*.
Ada empat prinsip dasar yang harus dipegangi oleh seorang muslim, sehingga dirinya menjadi profil manusia yang pantas disebut sebagai seorang muslim. Yakni Rahmatan Lil 'aalamiin (menyebarkan kasih sayang kepada seluruh alam), ya'lu wa laa yu'laa 'alaih (tinggi dan tidak ada yang melebihi). Kaaffah wa syamilah (sempurna dan serba ada), dan ummatan wasaton (generasi yang modern dan moderat).
a. Seorang muslim harus memiliki prinsip hidup akan selalu menebarkan rahmat Allah kapan saja dan dimana saja. Rahmat dalam pengertian kasih sayang maupun sesuatu yang baik dan bermanfaat untuk kehidupan. Karena memang Islam dan pembawanya (Rasulullah), diutus adalah sebagai wujud kasih sayang Allah pada seluruh alam.
b. Seorang muslim seharusnya memiliki prinsip hidup sebagai mana karakter agama Islam, yaitu ya'lu wa la yu'laa 'alaihi (punya semangat untuk menggapai prestasi dan prestise terbaik), pada bidang dan keahlian masing-masing. Sebagai tanda syukur atas anugerah Allah SWT.
c. Seorang muslim seharusnya memiliki prinsip hidup serba bisa. Terlibat aktif dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya bidang keahlian kita masing-masing. Pengetahuan umum, pekerjaan sehari-hari juga pengetahuan serta amaliah keagamaan dasar (fardlu 'ain), harus dikuasai dengan baik.
d. Prinsip hidup yang harus dipegangi dengan baik oleh seorang muslim adalah berusaha untuk senantiasa menjadi generasi yang modern dan moderat (ummatan wasaton). Modern dalam pengertian bisa menerima pembaharuan dengan selektif dan bijaksana, juga mampu istiqomah dalam prinsip hidup dan peradaban yang luhur nan mulia. Moderat dalam pengertian bersikap sederhana (tawasut) dalam kehidupan dan pertengahan dalam pemikiran. Berkeseimbangan (tawazun) dalam pertimbangan dan disiplin (i'tidal) dalam menghukumi diri sendiri maupun orang lain.
2. Pola Hidup Seorang Muslim.
Seorang muslim yang baik seharusnya pola hidupnya memiliki pola yang jelas, baik dan sesuai dengan ajaran Islam yang dipraktekkan oleh utusan Allah, sang profil figur teladan.
Pola hidup di sini setidaknya meliputi lima hal, yaitu; pola pikir, pola makan minum, pola tidur bangun, pola bermasyarakat dan pola beribadah.
a. Pola pikir
seorang muslim adalah sumber kekuatan yang akan membentuk karakter dan bahkan nasib nyata seorang manusia. Maka seorang muslim, bentuk dan cara berpikirnya harus selaras dengan agama Islam itu sendiri, yaitu; positif, konstruktif, solutif, obyektif dan transendental (4 if dan 1al).
1). Pola pikir yang positif, artinya seorang muslim kalau berfikir harus selalu yang baik, berprasangka atau menduga juga harus selalu yang baik. Selalu optimis, dan percaya diri serta yakin bahwa Allah selalu mengawal, membimbing dan mengasihi diri kita.
2). Pola pikir konstruktif.
Berarti kalau berfikir, selalu memikirkan agar sesuatu hal menjadi baik atau bahkan lebih baik. Atau tidak memikirkan sesuatu hal untuk menjadi rusak atau menjadi jelek dan hancur (distruktif). Baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
3). Pola pikir solutif.
Adalah kebiasaan berfikir untuk mencari solusi (jalan keluar). Tidak berfikir mencari biang keladi atau kambing hitam. Tetapi berfikir spontan untuk bagaimana jalan keluar (solusinya).
4). Pola obyektif
Adalah pola pikir jujur (Shiddiq) dan ilmiah. Tidak bias dan tidak condong pada hawa nafsu dan kepentingan tertentu. Pola pikir obyektif ini merupakan syarat mutlak yang diperlukan bagi seorang pemimpin.
5). Pola pikir transendental.
Adalah pola pikir yang selalu dan cenderung untuk segera kembali kepada Allah SWT, dalam setiap persoalan yang dihadapinya.
b. Pola makan minum
Pola makan minum seorang muslim, seharusnya jelas sebagai mana bimbingan Allah dan tauladan sang rasul. Yaitu; halalan, Thoyyiban dan ghoiru isyrof. Serta sering-sering puasa
- halaalan.
Seorang muslim, hanya makan atau minum yang halal (baik dari segi dzatnya, cara memperolehnya dan atau cara mengolahnya). Halal dalam arti disahkan menurut syari'at Islam.
- Thoyyiban.
Dalam pengertian; baik, enak, bergizi dan sesuai dengan kebutuhan badan kita.
Seorang muslim, hanya makan yang secara adat, budaya luhur dan higienis (kesehatan dan gizi), baik dan pantas untuk dikonsumsi.
-Ghoiru Isyrof.
Pola makan minum seorang muslim yang baik adalah tidak berlebih-lebihan, dalam arti melampaui batas kebutuhan dan kemampuan dalam makan dan minum. Kalau bisa mengikuti pola makan minum sang rasul teladan (tidak makan sebelum lapar dan berhenti makan sebelum kenyang), atau membagi kapasitas perut menjadi tiga bagian; untuk makanan, minuman dan udara.
- Sering-sering puasa
Seorang muslim yang baik selalu berusaha mengikuti pola makan minum, sang rasul. Yaitu sering-sering puasa, di luar puasa wajib. Seperti puasa hari-hari istimewa; kelahiran, hari diangkat amal, hari asyura dan lainnya.
c. Pola Tidur Bangun
Seorang muslim yang baik mengambil pola tidur bangun dengan baik dan istiqamah, sebagai mana Sunnah Rasulullah. Yaitu cepat tidur dan cepat bangun. Atau kalau terpaksa lambat tidur dan cepat bangun.
Cepat tidur dan cepat bangun dalam arti, tidak tidur terlalu larut malam, tidur sekitar jam 10 dan bangun sekitar pukul 3.30 dini hari. Dan biasa tidur siang sangat sebentar (qailulah), sekitar 15-30 menit. Tidak tidur, setelah subuh dan menjelang magrib. Tidak membiasakan pola tidur lambat tidur lambat bangun, apalagi pola tidur cepat tidur lambat bangun.
d. Pola Ibadah.
Seorang muslim yang baik dalam beribadah (ritual keislaman) selalu memperhatikan pola 4ah.
Yaitu; Ilmiah, mengikat Sunnah, Istiqomah, dan tuma'ninah.
- ilmiah, ibadah harus dilakukan dengan mengikuti kaidah keilmuan yang terkait. Setidaknya ilmu aqidah, ilmu syari'ah dan ilmu akhlak tasawuf.
- mengikuti sunnah Rasulullah, dalam pengertian mengikuti contoh dan teladan praktek ibadah sang rasul. Setidaknya tidak menyalahi peraturan dan kebiasaan beliau.
- Istiqomah, agar berdampak akhlaki, dalam beribadah harus dilakukan dengan Istiqomah (consisten dan komitmen).
- tuma'ninah, Atau tenang dan hening sejenak seraya menghayati makna kalimat dan isyarat perbuatan ibadah. Adalah sebuah syarat agar ibadah kita lebih terasa.
Karena ibadah dengan pola 4 Ah, tersebut ibadah akan diterima oleh Allah SWT dan berbekas dalam kepribadiannya, dan menjadikan pelakunya berakhlak mulia.
e. Pola Bermasyarakat
Seorang muslim yang baik pastilah anggota atau bagian dari masyarakat yang baik pula. Karena dia tidak hanya menjaga hubungan baik dengan Allah saja, tetapi juga hubungan dengan sesama manusia. Dan pola hubungannya dengan sesama manusia, khususnya di dalam bermasyarakat adalah;
Sopan, santun, eng ngarso sung tulodho, eng madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Menghormati yang lebih besar dan menyayangi yang lebih kecil. Menjaga tradisi lama yang masih baik, dan mengambil tradisi baru yang lebih relevan.
*Sopan* adalah mengikuti aturan dan prosedur. *Santun* berarti pembawaan yang sederhana dan cenderung merendahkan diri. *Eng ngarso sung tulodho* artinya jika dirinya sebagai pemimpin utama atau tokoh selalu bisa menjadi contoh dan teladan bagi masyarakatnya.
*Eng madyo Mangun Karso* berarti kalau berperan sebagai seorang tokoh menengah, bisa menjadi inspirator dan motivator bagi semua pihak. *Tut Wuri Handayani* berarti, jika menjadi anggota masyarakat biasa, maka selalu taat dan mendukung kepada program pimpinan.
3. Sikap Hidup
Dalam menyikapi hidup dan kehidupan ini, seorang muslim yang baik memiliki pola yang jelas, yaitu; sasu, rokho, qotasrid dan dua tawa.
Sasu artinya sabar ketika menerima ketidak nyamanan, syukur ketika menerima kenyamanan dan kebaikan. Rokho artinya dalam menyikapi sesuatu yang belum pasti , maka selalu mengembangkan sikap Rojak (optimis), dan khouf (pesimis) secara proporsional (bijaksana).
Qotasrid adalah akronim atau singkatan dari qona'ah (menerima bagian diri dengan rela hati), Taslim (menyerah dan tunduk dengan rela hati), atas ketentuan Allah, dan Ridlo, artinya menerima dengan hati bangga atas segala bentuk apapun yang dari Allah SWT.
4. Cara Hidup.
Seorang muslim yang baik cara hidupnya, pasti mengikuti Sunnah (tradisi dan kebiasaan), sang teladan agung (Rasulullah Muhammad Saw), dan para guru mulia (pelanjut peran keguruan dan kepemimpinan Rasulullah) dengan baik dan bijaksana.
C. Penutup.
Empat hal penting itulah gambaran teoritis, kepribadian seorang muslim yang baik dan benar-benar merupakan cerminan dari agama Islam indah dan mempesona itu. Sehingga dia pantas disebut sebagai muslim (orang yang beragama Islam). Beragama dalam pengertian mengenakan ajaran Islam sebagai pakaian (ageman jw.) dalam kehidupannya sehari-hari.
Semoga kita bisa menjadi seorang muslim yang sesungguhnya, sukses selalu, baik di dunia maupun di akhirat dan berkah untuk semua.
Kelutan, 8 Mei 2020.
Kharisudin Aqib.
Comment